Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelulut Oleh Dinas LHK Provinsi Riau Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat


Rilis Berita : 2022-04-21 13:51:27

Bengkalis -Selasa, 22 Maret 2022, Budidaya lebah tanpa sengat, atau meliponikultur, akhir-akhir ini menjadi trend di tengah-tengah masyarakat. Di berbagai daerah, masyarakat berlomba-lomba mengembangkan budidaya lebah berukuran mini tersebut. Pada banyak kasus, semangat yang besar ini tidak didukung dengan pengetahuan yang memadai. Di satu sisi upaya masyarakat ini perlu direspon oleh berbagai pihak agar bahu-membahu memberikan informasi yang akurat terhadap masyarakat. Meliponikultur menjadi solusi yang baik dalam rangka pelestarian hutan kita. Setidaknya ada dua manfaat kegiatan pemeliharan lebah tanpa sengat, meliputi manfaat ekonomis dan manfaat ekologis. Bagi peternak atau pembudidaya lebah, usaha ini mendatangkan manfaat ekonomi dari pemasaran produk perlebahan. Produk perlebahan antara lain madu, roti lebah (beebread), dan propolis.

Lebah madu kelulut dipilih karena kekayaan jenis lebah kelulut yang kita miliki menjadi contoh kecil potensi ekonomi berbasis keanekaragaman hayati. Kelulut merupakan kelompok lebah madu tanpa sengat dan bisa dibudidayakan. Madunya bahkan dihargai lebih mahal ketimbang madu dari lebah Apis spp.

Dalam sambutan nya Kepala UPT Pelatihan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau yang diwakilki oleh Sudirman S.Hut, M.Si Menyampaikan pesan kepada peserta pelatihan bahwa Potensi kelulut ini jika dikelola dengan baik, tentunya bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar kawasan hutan, budidaya lebah madu merupakan salah satu peluang ekonomi terbaik bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan, jelasnya.

Berdasarkan hal tersebut maka UPT Pelatihan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau mengadakan pelatihan budidaya lebah madu kelulut selama 3 (tiga) hari pada Kelompok Tani Desa Teluk Papal Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.

Pelatihan dibuka langsung oleh Kepala Desa Teluk Papal Lakuning Ratno dan Kepala UPT Pelatihan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang di wakili oleh Sudirman ,S.Hut,M.Si (Kasi Pelatihan Kehutanan) , Risda Fauzana, M.Env (Kasi Pemberdayaan).

Narasumber pada pelatihan ini adalah Pakar Lebah Madu Avry Pribadi, S.Si, M,Si sebagai entrepreneur muda di Badan Riset dan Inovasi Nasional Kuok, Syasry Jannetta, S.Hut (BPSI LHK Kuok), Citot Tatar (Praktisi Lebah Madu).

Pada kesempatan tersebut Avry Pribadi berbagi ilmu tentang pengelolaan budidaya lebah madu kelulut serta bagaimana budidaya pakan untuk lebah madu kelulut.

Menurut Avry, secara praktis, kelulut menjadi potensi ekonomi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Namun lebih dari itu budidaya kelulut bisa menjadi media yang efektif dalam memberikan paket pengetahuan ke masyarakat. Melalui kelulut, pesan-pesan utama dalam konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari, bisa tersampaikan. Semuanya tidak perlu disampaikan dalam bahasa yang muluk-muluk dan terdengar asing di telinga masyarakat awam.

Budidaya kelulut dengan sendirinya mengajarkan masyarakat untuk memelihara pohon atau pelestarian hutan dan peningkatan perekonomian masyarakat. (MCR/DLHK)